Inokulasi
Daphnia dapat dilakukan dengan memakai siste maupun
induk
Daphnia (Daphnia dewasa). Padat tebar Daphnia awal pada
umumnya
antara 20–100 individu perliter media. Inokulan bisa diperoleh
dari
hasil budidaya di petani, Balai Benih Air Tawar, Balai Budidaya
ataupun
Lembaga Penelitian serta di perairan. Keberadaan Daphnia di
perairan
dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu untuk
menghitung
kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa
budidaya,
dapat dilakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau
mikroskop.
Daphnia diambil dari dalam wadah, yang telah diaerasi agak
besar
sehingga Daphnia merata berada di seluruh kolom air, dengan
memakai
gelas piala volume 100 ml. Daphnia dan air di dalam gelas piala
selanjutnya
dituangkan secara perlahan-lahan sambil dihitung jumlah
Daphnia yang keluar
bersama air.
Apabila
jumlah Daphnia yang ada sangat banyak, maka dari gelas
piala
100 ml dapat diencerkan, caranya adalah dengan menuangkan ke
dalam
gelas piala 1000 ml dan ditambah air hingga volumenya 1000 ml.
Dari
gelas 1000 ml, lalu diambil sebanyak 100 ml. Daphnia yang ada
dihitung
seperti cara diatas, lalu kepadatan di dalam wadah budidaya
dapat
diketahui dengan cara mengalikan 10 kali jumlah di dalam gelas
100
ml. Sebagai contoh, apabila di dalam gelas piala 100 ml terdapat 200
ekor
Daphnia, maka kepadatan Daphnia di wadah budidaya adalah 10 X
200
ekor = 2000 individu per 100 ml.
Daphnia yang
dibudidayakan bisa juga berasal dari perairan umum
atau
kolam, dan biasanya terbawa dalam aliran air dalam bentuk siste
atau
induk dewasa. Oleh karena itu dalam proses budidaya Daphnia
dilakukan
pemupukan di dalam wadah budidaya yang bertujuan untuk
menumbuhkan
phytoplankton. Kepadatan phytoplankton yang
dibutuhkan
untuk budidaya Daphnia adalah 105 - 106 sel/ml
media
budidaya.
Pemupukan wadah budidaya ini dilakukan dengan cara
mencampur
2,4 gram kotoran ayam dalam 1 liter air media budidaya.
Daphnia memakan
berbagai macam bakteri, ragi, alga bersel
tunggal,
dan detritus. Bakteri dan fungi menduduki urutan teratas dari
nilai
nutrisi baginya. Sedangkan makanan utama bagi Daphnia adalah
alga
dan protozoa. Daphnia mengambil makanannya dengan cara
menyaring
makanan atau “filter feeding”. Gerakan yang kompleks dari
kaki-kaki
toraks menghasilkan arus air yang konstan. Gerakan kaki-kaki
tersebut
berperan penting dalam proses pengambilan makanan.
Pasangan
kaki ketiga dan ke empat dipakai untuk menyaring makanan,
sedang
kaki pertama dan kedua digunakan untuk menimbulkan arus air
sehingga
partikel-partikel tersuspensi bergerak ke arah mulut. Partikelpartikel
makanan
yang tertahan kemudian tersaring oleh setae,
selanjutnya
digerakan ke bagian mulut dan ditelan oleh Daphnia.
Daphnia muda berukuran
panjang kurang dari 1 mm menyaring
partikel
berukuran kecil sampai dengan 20 – 30 mikron, sedangkan yang
dewasa
dengan ukuran panjang 2 – 3 mm dapat menangkap partikel
sebesar
60 – 140 mikron. Dalam kondisi makanan yang normal,
penyaringan
dan pemasukan makanan ke saluran pencernaan terjadi
terus
tanpa irama yang pasti. Penyaringan dan pemakanan partikel
tersuspensi
merupakan peristiwa mekanik tanpa seleksi aktif untuk
makanan
yang paling baik. Dengan kondisi pemeliharaan yang baik
populasi
Daphnia dapat mencapai 800-1000 ind/l.
Oleh
karena itu dalam memelihara Daphnia agar tumbuh dan
berkembang
harus dilakukan pemupukan susulan yang bertujuan untuk
menumbuhkan
phytoplankton, bakteri dan organisme bersel satu lainnya.
Tetapi
harus juga diingat dalam pemupukan susulan jumlah pupuk yang
diberikan
jangan berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya
blooming phytoplankton. Hal tersebut dapat mengakibatkan
kadar
amonia yang tinggi dan oksigen terlarut yang sangat rendah dalam
wadah budidaya
yang dapat mengakibatkan kematian Daphnia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar